Kata
Pengantar
Alhamdulillah dan puji syukur ke hadirat Allah SWT kami
ucapkan atas terselesaikannya klipang yang berjudul “Teori dan Model Keperawatan Menurut Jean Watson
Nursing”. Tanpa ridha dan kasih sayang
serta petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini
disusun sebagai panduan
pambelajaran IKD 1. Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat digunakan oleh Mahasiswa sebagai pegangan dalam mempelajari sejarah
perkembangan pendidikan keperawatan. Juga merupakan harapan kami bahwa dengan hadirnya makalah
ini akan mempermudah para pengajar dalam proses belajar-mengajar di Universitas maupun diluar
Universitas..
Akhirnya,
sesuai dengan kata pepatah “tiada gading yang tak retak”, kami mengharapkan
saran dan kritik, khususnya dari teman-teman dan bapak/ibu dosen IKD. Kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah lah yang Punya dan
Mahakuasa terima kasih kepada Bu Diah Jerita
Eka Sari, S.Kep.Ns., M.Kep yang telah membimbing
kami.
Sidoarjo,
16 November
2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................ 2
Daftar Isi ..................................................................................................................... 3
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................................ 5
BAB II : PEMBAHASAN
A. Riwayat Hidup Jean Watson ........................................................................ 6
B. Konsep Caring ............................................................................................... 7
C. Asumsi Dasar Science Of Caring .................................................................. 7
D. Faktor Carative Teori Watson ....................................................................... 8
E. Konsep Utama Teori dan Model Keperawatan ............................................. 10
F. Paradigma Keperawatan Menurut Watson .................................................... 11
G. Teori Keperawatan Dalam Teori Caring ....................................................... 13
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 15
Daftar Pustaka ............................................................................................................. 16
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Konsep
merupakan suatu ide yang terkesan abstrak, sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka k onseptual atau model keperawatan. Teori
ini sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola
yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau
kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang
absolut (kurang adanya bukti) secara langsung.
Teori
keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,
sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari struktur
keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikanilmu
yang pernah didapat ditempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang
perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek
keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut
bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan
mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang
mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam
memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua
pasien, serta adanya pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh perawat
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan pasien.
Berdasarkan
hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari teori dan Model konsep
keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu
dan praktek, serta profesi keperawatan di Indonesia. Pada kesempatan
kali ini saya mencoba memaparkan “Teori dan Model Konsep Keperawatan Jean
Watson”.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
riwayat hidup Jean Watson ?
2. Apa
teori yang dikemukakan oleh Jean Watson?
3. Apa
hubungan teori yang dikemukakan oleh Jean Watson dengan konsep keperawatan?
C.
TUJUAN
1.
Mengetahui teori
yang dikemukakan oleh Jean Watson
2.
Mengetahui
bagaimana hubungan teori yang dikemukakan oleh Jean Watson dengan paradigma
keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
RIWAYAT HIDUP
JEAN WATSON
John Broades
Watson dilahirkan di Greenville pada tanggal 9 Januari 1878 dan wafat di New
York City pada tanggal 25 September 1958.Ia mempelajari ilmu filsafat di
University of Chicago dan memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1903 dengan
disertasi berjudul “Animal Education”. Watson dikenal sebagai ilmuwan
yang banyak melakukan penyelidikan tentang psikologi binatang. Pada tahun 1908
ia menjadi profesor dalam psikologi eksperimenal dan psikologi komparatif di
John Hopkins University di Baltimore dan sekaligus menjadi direktur
laboratorium psikologi di universitas tersebut. Antara tahun 1920-1945 ia
meninggalkan universitas dan bekerja dalam bidang psikologi konsumen.
John Watson
dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme di Amerika Serikat. Karyanya yang
paling dikenal adalah “Psychology as the Behaviourist view it”
(1913). Menurut Watson dalam beberapa karyanya, psikologi haruslah menjadi ilmu
yang obyektif, oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya
diteliti melalui metode introspeksi. Watson juga berpendapat bahwa psikologi
harus dipelajari seperti orang mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam. Oleh
karena itu, psikologi harus dibatasi dengan ketat pada
penyelidikan-penyelidikan tentang tingkahlaku yang nyata saja. Meskipun banyak
kritik terhadap pendapat Watson, namun harus diakui bahwa peran Watson tetap
dianggap penting, karena melalui dia berkembang metode-metode obyektif dalam
psikologi.
Peran Watson
dalam bidang pendidikan juga cukup penting. Ia menekankan pentingnya
pendidikan dalam perkembangan tingkahlaku. Ia percaya bahwa dengan memberikan
kondisioning tertentu dalam proses pendidikan, maka akan dapat membuat seorang
anak mempunyai sifat-sifat tertentu. Ia bahkan memberikan ucapan yang sangat
ekstrim untuk mendukung pendapatnya tersebut, dengan mengatakan: “Berikan
kepada saya sepuluh orang anak, maka saya akan jadikan ke sepuluh anak itu
sesuai dengan kehendak saya”
B.
KONSEP CARING
Caring science merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap proses, fenomena, dan
pengalaman human caring. Caring science,
seperti juga science lainnya, meliputi seni dan kemanusiaan. Transpersonal Caring mengakui
kesatuan dalam hidup dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring
yang konsentrik dari individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia,
pada planet Bumi, pada alam semesta (Watson, 2004).
Watson (1988)
dalam George (1990) mendefinisikan caring lebih dari sebuah exisestensial
philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah
ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya
meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang
tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari
keperawatan berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara perawat-klien,
dimana perawat membantu partisipsi klien, membantu memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kesehatan.
Teori human caring yang dikembangkan oleh
Watson antara tahun 1975-1979, hanya berkisar pada sepuluh carative factors
sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan focus terhadap
fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu stagnant
terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep
yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep
tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya
lebih cocok dengan ide-ide dan ara perkembangan teorinya (Watson, 2004).
C. ASUMSI DASAR
SCIENCE OF CARING
Watson
mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal caring.
Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu.
Watson menyatakan tujuh asumsi tentang science of caring. Asumsi dasar
tersebut yaitu:
1.
Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan dipraktekkan secara interpersonal.
2. Asuhan
keperawatan terlaksana oleh adanya faktor carative
yang menghasilkan kepuasan pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan
keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan individu
dan keluarga.
4. Respon
asuhan keperawatan tidak hanya menerima seseorang sebagaimana mereka sekarang,
tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nanti.
5. Lingkungan
asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan perkembangan
potensi dan member keleluasaan bagi sesorang untuk memilih kegiatan yang
terbaik bagi dirinya dalam waktu yang telah di tentukan.
6.
Asuhan keperawatan lebih “ healthgenic” (menyehatkan)
daripada curing (pengobatan).
Praktek asuhan keperawatan terintegrasi antara pengetahuan
biofisikal dengan pengetahuan tentang perilaku manusia
untuk meningkatkan kesehatan dan membantu individu yang sakit. Ilmu caring melengkapi curing.
7.
Praktek asuhan merupakan sentral keperawatan.
Dalam penilaian Watson, penyakit
mungkin saja teratasi dengan upaya pengobatan. Akan tetapi, tanpa perawatan,
penyakit itu akan tetap ada dan kondisi sehat tidak akan tercapai. Caring
merupakan intisari keperawatan dan mengandung arti responsive antara perawat
dan klien. Caring dapat membantu seseorang lebih terkontrol, lebih
berpengetahuan, dan dapat meningkatkan kesehatan.
D.
FAKTOR CARATIVE TEORI WATSON
Struktur ilmu
caring dibangun dari 10 faktor carative, yaitu:
1.
Membentuk sistem nilai
humanistik-altruistik.
Watson
mengemukakan bahwa asuhan keperawatan didasarkan pada nilai-nilai
kemanusiaan (humastik) dan perilaku mementingkan kepentingan oranglain diatas
kepentingan pribadi (altruistik)
2.
Menanamkan keyakinan dan harapan
(faith-hope).
Menekankan
pentingnya obat-obatan untuk carative, perawat juga perlu memberi tahu individu
alternatif pengobatan lain yang tersedia (mis: meditasi, relaksasi atau
kekuatan penyembuhan oleh diri sendiri atau secara spiritual)
3.
Mengembangkan sensitivitas untuk diri
sendiri dan oranglain.
Perawat
dituntut untuk mampu meningkatkan sensitivitas terhadap diri pribadi dan
oranglain serta bersikap lebih otentik.
4.
Membina hubungan saling percaya dan
saling bantu (helping-trust).
Ciri hubungan
helping-trust adalah harmonis (hubungan yang harus dilakukan secara jujur dan
terbuka), empati (perawat harus menunjukkan sikap dengan berusaha merasakan apa
yang dirasakan oleh klien) dan hangat (menerima oranglain secara positif).
5.
Meningkatkan dan menerima ekspresi
perasaan positf dan negatif.
Perawat harus
menerima persaan oranglain serta memahami perilaku mereka.
6.
Menggunakan metode pemecahan masalah
yang sistematis dalam pengambilan keputusan.
Metode ini
merupakan metode yang memnberikan control dan prediksi serta memungkinkan
koreksi diri sendiri.
7.
Meningkatkan proses belajar-mengajar
interpersonal.
Perawat harus
mampu memahami ppersepsi klien dan meredakan situasi yang menegangkan agar
proses belajar-mengajar ini berjalan
lebih efektif.
8.
Menyediakan lingkungan yang mendukung,
melindungi, dan/atau memperbaiki mental, sosiokultural dan spiritual.
Perawat dapat
memberi dukungan situsional, membantu individu mengembangkan persepsi yang
lebih akurat serta memberi informasi sehingga klien dapat menanggulangi
masalahnya. Perawat juga harus menyalurkan perasaan nyaman, aman, dan
keleluasaan pribadi kepada klien.
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Menurut
hirarki kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan fungsional, kebutuhan
integrative, kebutuhan untuk tumbuh dan kebutuhan untuk mencari bantuan
(seeking) ketika individu kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya.
10. Mengembangkan
faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis.
Kedua
faktor ini membantu seseorang untuk mengerti kehidupan dan kematian serta
membantu seseorang untuk menemukan kekuatan atau keberanian untuk menghadapi
kehidupan dan kematian.
E. KONSEP UTAMA
TEORI dan MODEL KEPERAWATAN
Jean Watson
dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan
merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori
kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki
empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan di antaranya :
1. Kebutuhan
dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi
kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi.
2. Kebutuhan psikofisikal (kebutuhan
fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual.
3. Kebutuhan psikososial (kebutuhan
untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi.
4. Kebutuhan intra
dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan
aktualisasi diri.
Berdasarkan
empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah mahluk yang
sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya
mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik,
mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran,
badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus
berperan dalam meninggalkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit,
mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Tolak ukur
pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori
Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki 4 bagian kebutuhan
dasar manusia yang saling berhubungan antara kebutuhan yang satu dengan
kebutuhan yang lain. Berdasarkan dari empat kebutuhan tersebut, Jean
Watson memahami bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna dan memiliki berbagai ragam perbedaan,
sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan
sejahtera baik fisik, mental, sosial, serta spiritual.
F.
PARADIGMA
KEPERAWATAN MENURUT WATSON
Jean Watson
membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:
1. Kemanusiaan
(Human Being)
Menurut
pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya atau orang lain dalam
memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai, mengasuh,
mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam pandangan filosofi
umum, manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang terintegrasi dalam
dirinya. Selain itu manusia juga dinilai sempurna, karena bagian-bagian
tubuhnya mempunyai fungsi yang sempurna; tetapi dalam fungsi perkembangannya
dia harus selalu beradaptasi
dengan lingkungan sosialnya.
Jika adaptasi tersebut tidak berhasil, maka akan terjadi
konflik (terutama konflik psikososial), yang berdampak pada terjadinya krisis
disepanjang kehidupannya. Hal tersebut perlu mendapatkan asuhan,
agar dapat ditanggulangi.
2. Kesehatan
Menurut WHO
meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik. Akan tetapi
Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang
dibutuhkan untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:
a. Fungsi
manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi.
b. Adaptasi
secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan lingkungannya.
c.
Tidak adanya penyakit.
Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan
lingkungan :
a.
Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
b.
Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara
apa yang dirasakan dengan apa yang dialami.
3. Lingkungan
sosial
Salah satu
variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan sosial.
Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana seharusnya
berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai-nilai
tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial,
kultural, dan spiritual.
Asuhan
keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiap masyarakat
biasanya mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain. Watson menyatakan
bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan oleh setiap
lingkungan sosial yang mempunyai beberapa orang yang saling peduli dengan yang
lainnya. Sikap merawat tidak diturunkan dari generasi ke generasi, melalui gen,
tetapi diturunkan dari kebudayaan profesi sebagai suatu koping yang unik
terhadap lingkungan.
4. Keperawatan
Menurut Watson
keperawatan fokusnya lebih pada promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik. Keperawatan pada
promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit. Dia melihat
keperawatan dapat bergerak dari dua area, yaitu: masalah
penanganan stres dan penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang
tersedianya perawatan kesehatan yang holistik, yang dia percayai dapat menjadi
pusat dari praktik keperawatan.
Salah satu
asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu pengetahuan
sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat,
sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang
ideal melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.
Ada 10 faktor
utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:
a.
Membentuk sistem nilai humanistik altruistik.
b.
Membangkitkan rasa percaya dan harapan.
c.
Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
d.
Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”.
e.
Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif, maupun
negative.
f.
Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk
mengambil keputusan.
g.
Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.
h. Memberi
dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi mental, fisik,
sosial-kultural, serta spiritual.
i.
Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
j.
Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.
G. PROSES
KEPERAWATAN DALAM TEORI CARING
Watson
merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang lebih dalam, agar
menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik dengan keb utuhan manusia.
Agar hasilnya sempurna, maka perawat perlu melakukan metoda pemecahan masalah
secara ilmiah. Watson juga menyatakan proses keperawatan terdiri
atas langkah-langkah yang sama dengan proses ilmiah. Watson kemudian mengkolaborasikannya
dalam dokumentasi (tulisan yang dicetak miring mengidikasikan adanya
keterkaitan dengan adanya penelitian dalam proses keperawatan).
1. Pengkajian
a.
Pengkajian meliputi: tindakan pengamatan, melakukan
identifikasi, dan menelaah masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari
hasil studi literature.
b.
Untuk dapat menelaah dan memprediksi
suatu masalah dengan baik sesuai kerangka kerja yang
telah dibuat, maka perlu menggali lebih
dalam pengetahuan yang terkait secara konseptual.
c. Dalam pengkajian juga mencakup formulasi hipotesis mengenai
hubungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah.
d. Selain itu
juga dalam menilai situasi perlu mencantumkan definisi
dari variable-variable yang akan diperiksa dalam pemecahan
masalah ini.
2. Perencanaan
a. Dengan
perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan bagaimana
variabel-variabel dapat diuji atau diukur.
b. Dalam
merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu
pada rencana asuhan keperawatan tetap melalui pendekatan
konseptual.
c. Selain itu
juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah dikumpulkan & sesuai.
3. Intervensi
Merencanakan
tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan
4. Evaluasi
a.
Evaluasi merupakan sebuah metoda
dan proses untuk menganalisa hasil pelaksanaan inter-vensi dari
setiap masalah yang ada.
b. Disamping
itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan generalisasi terhadap
hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian yang mungkin akan terjadi
untuk mendorong teori keperawatan secara umum didasarkan pada studi pemecahan
masalah.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Konsep
utama teori Jean Watson adalah “
Human Science and Human Care ”, yang fokus utamanya dalam
keperawatan adalah careative factor, dimana dia berasal
dari humanistic perspective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan
ilmiah.
2. Hubungan
teori Jean Watson ini dengan konsep utama keperawatan, yaitu adanya
unsur teori kemanusiaan dalam pandangannya yang
mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang
sempurna yang memiliki berbagai ragam perbedaan.
3. Hubungan
dengan proses perawatan, Jean Watson menganjurkan supaya penelitian- penelitian
di bidang keperawatan dapat dihubungkan dengan proses keperawatan,
sebab di dalam proses keperawatan langkah-langkahnya sama dengan proses ilmiah.
4. Penerapan
teori Jean Watson, terdiri dari: pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul,(2007), Pengantar
Konsep Dasar Keperawatan,Jakarta: Salemba Medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar