Kata Pengantar
Alhamdulillah dan
puji syukur ke hadirat Allah SWT kami ucapkan atas terselesaikannya kliping
yang berjudul “Teori
Sistem dan Konsep Berubah”. Tanpa rida dan kasih sayang serta petunjuk dari-Nya
mustahil kliping ini dapat terselesaikan.
Kliping ini
disusun sebagai panduan pambelajaran IDK. Besar harapan kami bahwa klipng
ini dapat digunakan oleh Mahasiswa sebagai pegangan dalam
mempelajari mengenai teori sistem dan konsep berubah. Juga merupakan harapan kami bahwa
dengan hadirnya kliping ini akan mempermudah para pengajar dalam proses
belajar-mengajar di Universitas maupun diluar
Universitas..
Akhirnya, sesuai
dengan kata pepatah “tiada gading yang tak retak”, kami mengharapkan saran dan
kritik, khususnya dari teman-teman dan bapak/ibu guru IDK. Kebenaran dan kesempurnaan hanya
Allah lah yang Punya dan Mahakuasa terima kasih kepada Bu Faridah, SST., M.Kes yang telah membimbing kami.
Sidoarjo,12 September 2014
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar ..................................................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................................................... 3
A. Teori Sistem
5.
Pelayanan Keperawatan Sebagai Bagian Integral Dari Pelayanan Kesehatan
.................................................................................................................................. 3
6.
Pembaharuan Pendidikan Keperawatan Menuju Perkembangan di Masa Yang Akan
Datang 3
B. Konsep Berubah
1.
Konsep Berubah ....................................................................................................... 8
2.
Prinsip dan Strategi Berubah .................................................................................... 6
3.
Tahap-Tahap Dalam Perubahan ................................................................................ 8
4.
Macam-Macam Perubahan ........................................................................................ 12
5.
Jenis dan Proses Perubahan ...................................................................................... 12
6.
Kunci Sukses Perubahan ........................................................................................... 13
7.
Reaksi Terhadap Perubahan ...................................................................................... 14
8.
Perubahan Dalam Keperawatan ................................................................................ 14
9.
Penerapan Konsep Berubah dalam Keperawatan ..................................................... 15
Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 17
A.
Teori Sistem
5.
Pelayanan Keperawatan Sebagai Integral Dari Pelayanan Kesehatan
Pelayanan keperawatan merupakan
pelayanan profesional, sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
yang mempunyai daya ungkit besar terhadap pembangunan bidang kesehatan.
Kualitas pelayanan kesehatan ditentukan salah satunya dari kualitas pelayanan
keperawatan yang diberikan oleh perawat yang berkualitas. Hal ini sejalan
dengan Undang-Undang RI No. 36 th. 2003 tentang kesehatan pada pasal 63 ayat
(4) yang menyatakan : pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan
ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai kehlian dan wewenang untuk itu.
Pelayanan kesehatan berdasarkan
ilmu dan kiat keperawatan, meliputi aspek biologi, psikologi, sosial, dan
spiritual yang bersifat komprehensifm ditujukan kepada individdu, keuarga dan
masyarakat yang sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia untuk mencapai
derajat kesehatan optimal.
6.
Pembaharuan Pendidikan Keperawatan Menuju Perkembangan di Masa Yang Akan
Datang
Pembaharuan keperawatan sebagai pelayanan profesional
didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari pendidikan dan
pelatihan yang terarah dan terencana.
Di Indonesia, keperawatan telah
mencapai kemajuan yang sangat bermakna bahkan merupakan suatu lompatan yang
jauh kedepan. Hal ini bermula dari dicapainya kesepakatan bersama pada
Lokakarya Nasional Keperawatan pada bulan Januari 1983 yang menerima
keperawatan sebagai pelayanan profesional (profesional service) dan pendidikan
keperawatan sebagai pendidikan profesi (profesional education).
Tenaga keperawatan yang
merupakan jumlah tenaga kesehatan terbesar seyogyanya dapat memberikan
kontribusi essensial dalam keberhasilan pembangunan kesehatan. Untuk itu tenaga
keperawatan dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya agar
mampu berperan aktif dalam pembangunan kesehatan khususnya dalam pelayanan
keperawatan professional.
Pengembangan pelayanan
keperawatan profesional tidak dapat dipisahkan dengan pendidikan profesional
keperawatan. Pendidikan keperawatan bukan lagi merupakan pendidikan
vokasional/kejuruan akan tetapi bertujuan untuk menghasilkan tenaga keperawatan
yang menguasai ilmu keperawatan yang siap dan mampu melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan profesional kepada masyarakat. Jenjang pendidikan
keperawatan bahkan telah mencapai tingkat Doktoral.
Keyakinan inilah yang merupakan
faktor penggerak perkembangan pendidikan keperawatan di Indonesia pada jenjang
pendidikan tinggi, yang sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1962 yaitu dengan
dibukanya Akademi Keperawatan yang pertama di Jakarta. Proses ini berkembang
terus sejalan dengan hakikat profesionalisme keperawatan.
Dalam Lokakarya Keperawatan
tahun 1983, telah dirumuskan dan disusun dasar-dasar pengembangan Pendidikan
Tinggi Keperawatan. Sebagai realisasinya disusun kurikulum program pendidikan
D-III keperawatan, dan dilanjutkan dengan penyusunan kurikulum pendidikan
Sarjana (S1) Keperawatan.
Pendidikan tinggi keperawatan
diharapkan menghasilkan tenaga keperawatan profesional yang mampu mengadakan
pembaharuan dan perbaikan mutu pelayanan/asuhan keperawatan, serta penataan
perkembangan kehidupan profesi keperawatan.
Pendidikan tinggi keperawatan
diharapkan menghasilkan tenaga keperawatan profesional yang mampu mengadakan
pembaharuan dan perbaikan mutu pelayanan/asuhan keperawatan, serta penataan
perkembangan kehidupan profesi keperawatan.
Keperawatan sebagai suatu
profesi, dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab pengembangannya harus mampu
mandiri. Untuk itu memerlukan suatu wadah yang mempunyai fungsi utama untuk
menetapkan, mengatur serta mengendalikan berbagai hal yang berkaitan dengan
profesi seperti pengaturan hak dan batas kewenangan, standar praktek, standar
pendidikan, legislasi, kode etik profesi dan peraturan lain yang berkaitan
dengan profesi keperawatan.
Diperkirakan bahwa dimasa
datang tuntutan kebutuhan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan
akan terus mengikat baik dalam aspek mutu maupun keterjangkauan serta cakupan
pelayanan. Hal ini disebabkan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan
yang diakibatkan meningkatnya kesadaran masyarakat secara umum, dan peningkatan
daya emban ekonomi masyarakat serta meningkatnya komplesitas masalah kesehatan
yang dihadapi asyarakat. Masyarakat semakin sadar akan hukum sehingga mendorong
adanya tuntutan tersedianya pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan
dengan mutu yang dapat dijangkau seluruh lapisan mayarakat. Dengan demikian
keperawatan perlu terus mengalami perubahan dan berkembang sejalan dengan
perubahan yang terjadi diberbagai bidang lainnya.
Perkembangan keperawatan bukan
saja karena adanya pergeseran masalah kesehatan di masyarakat, akan tetapi juga
adanya pergeseran masalah kesehatan di masyarakat, akan tetapi juga adanya
tekanan perkembangan ilmu pengetahuan serta perkembanagan profesi keperawatan
dalam menghadapi era globalisasi.
Dalam mengahadapi tuntutan
kebutuhan dimasa datang maka langkah konkrit yang harus dilakukan antara lain
adalah : penataan standar prakter dan standar pelayanan/asuhan keperawatan
sebagai landasan pengendalian mutu pelayana keperawatan secara professional,
penataan sistem pemberdayagunaan tenaga keperawatan sesuai dengan kepakarannya,
pengelolaan sistem pendidikan keperawatan yang mampu menghasilkan keperawatan
professional serta penataan sitem legilasi keperawatan untuk mengatur hak dan
batas kewenangan, kewajiban, tanggung jawab tenaga keperawatan dalam melakukan
praktek keperawatan.
B.
Konsep Berubah
1.
Konsep Berubah
Banyak definisi pakar tentang berubah, dua diantaranya
yaitu :
a.
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau atau
seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinston, 1987)
b.
Merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau
institusi (Brooten, 1978)
Berubah adalah cara seseorang bertumbuh, berkembang dan beradaptasi.
Perubahan dapat posistif atau negatif terencana atau tidak terencana. Perubahan
adalah proses membuat sesuatu yang berbeda dari sebelumnya (Sullivan dan
Decker, 2001). Jadi menjadi status perubahan adalah proses dimana terjadinya
peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) yang dinamis. Artinya
dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada Mother Instink.
Pekerjaan keperawatan sudah ada sejak manusia diciptakan, keperawatan ada
sebagai suatu naluri (instink)
2.
Prinsip dan Strategi Berubah
Dalam perubahan dibutuhkan cara
yang tepat agar tujuan dalam perubahan dapat tercapai secara tepat, efektif dan
efisien.
a.
Strategi Rasional Empirik
Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen
dalam perubahan memiliki sifat rasional untuk kepentigan diri dalam
berperilaku. Untuk mengadakan suatu perubahan strategi rasional dan empirik
yang didasarkan dari hasil penemuan atau riset untuk diaplikasikan dalam
perubahan manusia yang memiliki sifat rasional akan menggunakan rasionalnya
dalam menerima sebuah perubahan. Langkah dalam perubahan atau kegiatan yang
diinginkan dalam strategi rasional empirik ini dapat melalui penelitian atau
adanya desiminasi melalui pendidikan secara umum sehingga melalui desiminasi
akan diketahui secara rasional bahwa perubahan yang akan dilakukan benar-benar
sesuai dengan rasional. Strategi ini juga dilakukan pada penempatan sasaran
yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga semua
perubahan akan menjadi efektif dan efisien, selain itu juga menggunakan sistem
analis dalam pemecahan masalah yang ada.
b.
Strategi Redukatif Normatif
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang
ada di masyarakat. Perubahan yang akan dilaksanakan melihat nilai-nilai
normatif yang ada di masyarakat sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan
yang baru di masyarakat. Standar norma yang ada di masyarakat ini di dukung
dengan sikap dan sistem nilai individu yang ada di masyarakat. Pendekatan ini
dilaksanakan dengan mengadakan intervensi secara langsung dalam penerapan
teori-teori yang ada. Strategi ini dilaksanakan dengan cara melibatkan
individu, kelompok atau masyarakat dan proses penyusunan rancangan untuk perubahan.
Pelaku dalam perubahan harus memiliki kemampuan dalam berkolaborasi dengan
msyarakat. Kemampuan ilmu perilaku harus dimiliki dalam pembaharu.
c.
Strategi Paksaan-Kekuatan
Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya
penggunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan
menggunakan kekuatan moral dan kekuatan politik. Strategi ini dapat
dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan, penerapan sistem pendidikan dan
lain-lain.
Menurut Tiffany dan Lutjens (1989) telah mengidentifikasi
tujuh strategi berubah dengan yang cocok dengan konstinum dari yang paling
netral sampai yang paling koersif.
1)
Edukasi
Strategi ini memberikan suatu presentasi fakta yang
relatif tidak bisa dimaksudkan sebagai rasional atas tindaka yang terencana.
2)
Fasilitatif
Sttrategi ini memberiakan sumber penting untuk berubah.
Strategi ini mengansumsikan bahwa orang lain berubah, tetapi membutuhkan
sumber-sumber untuk membuatperubahan tersebut.
3)
Teknostruktural
Strategi ini mengubah teknologi untuk mengakses struktur
sosial dalam kelompok atau mengubah struktur sosial untuk mendaatkan teknologi.
Strategi ini memengaruhi hubungan antara teknologi, ruang dan struktur.
Penggunaan ruang dapat diubah untuk memengaruhi struktur sosial.
4)
Data-based
Strategi ini mengumpulkan dan menggunakan data untuk
membuat perubahan sosial. Data digunakan untuk menemukan inovasi yang paling
baik guna memecahkan masalah yang dihadapi.
5)
Komunikasi
Strategi komunikasi menyebarkan informasi sepanjang waktu
melalui saluran dalam sistem sosial.
6)
Persuasif
Pemakaian penalaran, debat, dan bujukan dilakukan untuk
menyebabkan perubahan.
7)
Koersif
Terdapat hubungan wajib antara perencanaan dan
pengadopsi. Kekuasaan digunakan untuk menyebabkan perubahan.
3.
Tahap-Tahap Dalam Perubahan
Secara umum tahap-tahap
perubahan akan meliputi tiga tahap: persiapan, penerimaan, dan komitmen. Pada
tahap persiapan dilakukan berbagai kontak melalui ceramah, pertemuan, maupun
komunikasi tertulis. Tujuannya agar tercapai kesadaran akan pentingnya perubahan
(change awareness). Ketidajelasan
tentang pentingnya perubahan akan menjadi penghambat upaya-upaya dalam
pembentukan komitmen. Sebaliknya kejelasan akan menimbulkan pemahaman yang baik
terhadap pentingnya perubahan, yang mendukung upaya-upaya dalam pembentukan
komitmen.
Dalam penerimaan, pemahaman
yang terbentuk akan bermuara ke dalam dua kutub, yaitu presepsi yang positif di
sisi atau presepsi negatif di sisi yang lain. Persepsi yang negatif akan
melahirkan keputusan untuk tidak mendukung perubahan, sebaliknya presepsi
positif yang melahirkan keputusan untuk melalui perubahan dan merupakan suatu
bentuk komitmen untuk berubah.
Tahap komitmen melalui beberapa
langkah yaitu instalasi, adopsi, instusionalisasi, dan internalisasi. Langkah
instalasi merupakan periode percobaan terhadap perubahan yang merupakan preliminary testing terdapat dua
konsekuensi dari langkah ini. Konsekuensi pertama, perubahan dapat diadopsi
untuk pengujian jangka panjang. Kedua, perubahan gugur setelah implementasi
pendahuluan yang mungkin disebabkan oleh masalah ekonomi-inansial-politik,
perubahan dalam tujuan strategis, dan tingginya vested inteest.
a.
Tahap Perubahan Menurut Kurt Lewis
Lewin
mengungkapkan bahwa perubahan dapat dibedakan menjadi 3 tahapan :
1.
Pencairan (unfreezing)
Motifasi
yang kuat untuk beranjak dari keadaan semula. Merasa perlu untuk berubah dan
berupaya untuk berubah, menyiapkan diri dan siap untuk berubah dan melakukan
perubahan.
2.
Bergerak (moving)
Bergerak
menuju keadaan yang baru atau tidak / tahap perkembangan baru, karena memiliki
cukup informasi, serta sikap dan kemampuan untuk berubah. Pada tahap ini
perawat berusaha mengumpulkan informasi dan mencari dukungan dari orang-orang
yang dapat membantu memecahkan masalah.
3.
Pembekuan (refresing)
Telah mencapai tingkat
atau tahap baru, mencapai keseimbangan baru. Tingkat
baru yang dicapai harus dijaga untuk tidak mengalami kemunduran atau bergerak
kembali pada tingkat atau tahap perkembangan semula. Tugas perawat sebagai agen
berubah berusaha mengatasi orang-orang yang masih menghambat perubahan.
b.
Tahap Perubahan Rogers E (1962)
Menurut Rogers E untuk menandakan suatu perubahan perlu
ada beberapa langkah yang ditempuh sehingga harapan atau tujuan akhir dari
perubahan dapat tercapai. Langkah-langkah tersebut antara lain :
1)
Tahap Awareness, tahap ini merupakan tahap awal yang mempunyai arti bahwa
dalam mengadakan perubahan diperlukan adanya kesadaran untk berubah apabila
tidak ada kesadaran untuk berubah, maka tdak mungkin tercipta suatu perubahan.
2)
Tahap Interest, tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul
perasaan minat terhadap perubahan yang selalu memperhatikan terhadap sesuatu
yang baru dari perubahan yang dikenalkan. Timbulnya minat akan mendorong dan
menguatkan kesadaran untuk berubah.
3)
Tahap Evaluasi, tahap ini terjadi penilaian terhadap sesuatu yang baru agar
tidak terjadi hambatan yang akan ditemukan selama mengadakan perubahan.
Evaluasi ini dapat memudahkan tujuan dan langkah dalam melakukan perubahan.
4)
Tahap Trial, tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap sesuatu yang baru
atau hasil perubahan dengan harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya
sesuai dengan kondisi atau situasi yang ada, dan memudahkan untuk diterima oleh
lingkungan.
5)
Tahap Adoption, tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu
proses penerimaa terhadap sesuatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan
merasakan adanya manfaat dari sesuatu yang baru sehingga selalu mempertahankan
hasil perubahan.
Teori
Rogers tergantung pada lima faktor yaitu :
1.
Perubahan
harus mempunyai keuntungan yang berhubungan, menjadi lebih baik dari
metode yang sudah ada.
2.
Perubahan
harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada, tidak bertentangan.
3.
Kompleksitas,
ide-ide yang lebih komplek bisa saja lebih baik dari ide
yang sederhana asalkan lebih mudah untuk dilaksanakan.
4.
Dapat dibagi,
perubahan dapat dilaksanakan dalam skala yang kecil.
5.
Dapat dikomunikasikan,
semakin mudah perubahan digunakan maka semakin mudah
perubahan disebarkan.
c.
Tahapan Perubahan Menurut Havelock
Teori Havelock, teori ini merupakan modifikasi dari teori
Lewin dengan menekankan perencanaan yang akan memengaruhi perubahan. Enam tahap
sebagai perubahan menurut Havelock.
1)
Membangun suatu hubungan
2)
Mendiagnosis masalah
3)
Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan,
4)
Memilih jalan keluar,
5)
Meningkatkan penerimaan,
6)
Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri.
d.
Tahapan Perubahan Menurut Lippit
Lippitt
mengungkapkan tujuh hal yang harus diperhatikan seorang manajer dalam sebuah
perubahan yaitu
1.
Mendiagnosis masalah
Mengidentifikasi
semua faktor yang mungkin mendukung atau menghambat perubahan.
2.
Mengkaji
motivasi dan kemampuan untuk berubah
Mencoba
mencari pemecahan masalah.
3.
Mengkaji
motivasi dan sumber-sumber agen
Mencari
dukungan baik internal maupun eksternal atau secara interpersonal,
organisasional maupun berdasarkan pengalaman.
4.
Menyeleksi
objektif akhir perubahan
Menyusun
semua hasil yang di dapat untuk membuat perencanaan.
5.
Memilih
peran yang sesuai untuk agen berubah
Pada
tahap ini sering terjadi konflik terutama yang berhubungan dengan masalah
personal.
6.
Mempertahankan
perubahan
Perubahan
diperluas, mungkin membutuhkan struktur kekuatan untuk mempertahankannya.
7.
Mengakhiri hubungan
saling membantu
Perawat
sebagai agen berubah, mulai mengundurkan diri dengan harapan orang-orang atau
situasi yang diubah sudah dapat mandiri.
e.
Tahapan Perubahan Menurut Redin
Menurut
Redin sedikitnya ada empat hal yang harus di lakukan seorang manajer sebelum
melakukan perubahan, yaitu :
1.
Ada
perubahan yang akan dilakukan
2.
Apa
keputusan yang dibuat dan mengapa keputusan itu dibuat
3.
Bagaimana
keputusan itu akan dilaksanakan
4.
Bagaimana
kelanjutan pelaksanaannya
Redin juga mengusulkan enam teknik untuk
mencapai perubahan :
a.
Diagnosis
b.
Penetapan
objektif bersama
c.
Penekanan
kelompok
d.
Informasi
maksimal
e.
Diskusi
tentang pelaksanaan
f.
Penggunaan
upacara ritual
f.
Tahapan Perubahan Menurut Spradley
Spradley
menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan dipantau untuk
mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah.
Berikut adalah langkah dasar dari model Spradley :
1.
Mengenali
gejala
2.
Mendiagnosis
masalah
3.
Menganalisa
jalan keluar
4.
Memilih
perubahan
5.
Merencanakan
perubahan
6.
Melaksanakan
perbahan
7.
Mengevaluasi
perubahan
8.
Menstabilkan
perubahan
4.
Macam – Macam Perubahan
a.
Perubahan
ditinjau dari sifat proses:
1.
Perubahan
bersifat berkembang
Mengikuti dari proses perkembangan yang ada
baik pada individu, kelompok atau masyarakat secara umum.
2.
Perubahan
bersifat spontan
Dapat terjadi karena keadaan memberikan
respon tersendiri terhadap kejadian yang bersifat alami yang diluar kehendak
manusia yang tidak dapat diramalkan / diprediksikan sehingga sulit untuk
diantisipasi.
3.
Perubahan bersifat
direncanakan
Sifat perubahan satu ini dilakukan bagi individu, kelompok atau
masyarakat imgin mengadakan perubahan kearah yang lebih maju atau mencapai
tingkat perkembangan yang lebih baik dari keadaan yang lebih baik.
b.
Perubahan
ditinjau dari sifat keterlibatan
1.
Perubahan partisipatif
a)
Melalui penyediaan
informasi yang cukup
b)
Adanya sikap positif
terhadap inovasi
c)
Timbulnya komitmen
2.
Perubahan paksaan
(coerced change)
a)
Melalui perubahan
total dari organisasi
b)
Memerlukan kekuatan
personal (personal power)
5.
Jenis dan Proses Perubahan
Jenis perubahan ada 2 :
a.
Perubahan
yang direncanakan
Perubahan yang direncanakan adalah
perubahan yang direncanakan dan dipiikirkan sebelumnya. Perubahan terencana
lebih mudah dikelola daripada perubahan yang terjadi pada perkembangan manusia
atau tanpa persiapan karena suatu ancaman. Untuk alasan tersebut, perawat harus
dapat mengelola perubahan.
b.
Perubahan yang tidak
direncanakan.
Perubahan yang tidak direcanakan adalah perubahan yang terjadi
tanpa suatu persiapan. Perubahan terencana lebih
mudah dikelola daripada perubahan yang terjadi pada perkembangan manusia atau
tanpa persiapan karena suatu ancaman. Untuk alasan tersebut, perawat harus
dapat mengelola perubahan.
6.
Kunci Sukses Perubahan
Ada 3 kunci sukses menuju perubahan yaitu :
c.
Mulai
dari diri sendiri
Perubahan dan pembenahan terhadap diri
sendiri, baik sebagai individu maupun sebagai profesi merupakan titik sentral
yang harus dimulai. Sebagai anggota profesi, perawat tidak akan pernah berubah
atau bertambah baik dalam mencapai suatu tujuan profesionalisme, kalau perawat
belum memulai pada diri sendiri. Oleh karena itu selalu introspeksi dan
mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang ada sangat membantu terhadap
terlaksananya pengelolaan keperawatan kedepan.
d.
Mulai
dari hal-hal yang kecil
Perubahan yang besar yaitu profesionalisme
manajer keperawatan Indonesia tidak akan pernah berhasil, kalau tidak dimulai
terhadap hal-hal yang kecil. Hal-hal yang kecil yang harus dijaga dan
ditanamkan perawat Indonesia adalah menjaga citra keperawatan yang sudah mulai
membaik dihati masyarakat dengan tidak merusaknya sendiri.
e.
Mulailah sekarang,
jangan menunggu-nunggu
Sebagaimana disampaikan oleh Nursalam, lebih baik sedikit
daripada tidak sama sekali, lebih baik sekarang daripada harus menunggu-nunggu
terus. Memanfaatkan kesempatan yang ada merupakan
konsep manajemen keperawatan saat ini dan masa yang akan datang. Kesempatan
tidak akan datang dua kali dengan tawaran yang sama.
7.
Reaksi Terhadap Perubahan
Bagi sebagian individu
perubahan dapat dipandang sebagai suatu motivator dalam meningkatkan prestasi
atau penghargaan. Tapi kadang-kadang perubahan juga dipandang sebagai sesuatu
yang mengancam keberhasilan seseorang dan hilangnya perhargaan yang selama ini
didapat. Apakah seseorang memandang perubahan sebagai suatu hal yang penting
atau negatif. Uumnya dalam perubahan sering muncul resistensi atau adanya
penolakan terhadap perubahan dalam berbagai tingkat dari orang yang mengalami
perubahan tersebut. Menolak perubahan atau mempertahankan status quo ketika
berusaha melakukan perubahan, bisa saja terjadi. Karena perubahan bisa
merupakan sumber stress. Oleh karenanya timbullah perilaku tersebut. Penolakan
sering didasarkan pada ancaman terhadap keamanan dari individu, karena
perubahan akan mengubah perilaku yang ada. Jika perubahan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah maka harus diberitahukan mengenai dampak yang
mungkin timbul akibat perubahan.
Respon terhadap perubahan :
1)
Menerima dan mendukung
2)
Tidak menerima – tidak mendukung
3)
Menolak :
a.
Takut akan sesuatu yang tidak pasti (loss of predictability)
b.
Takut akan kehilangan pengaruh
c.
Takut akan kehilangan keterampilan & proficiency
d.
Takut kehilangan reward, benefit
e.
Takut kehilangan respect, dukungan, kasih sayang
f.
Takut gagal
8.
Perubahan Dalam Keperawatan
Dalam perkembangannya
keperawatan juga mengalami proses perubahan seiring dengan kemajuan dan
teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam keperawatan antara lain.
a.
Keperawatan Sebagai Profesi
Keperawatan sebagai profesi yang diakui olah masyarakar
dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan tentu akan
dituntut untu selalu berubah kearah kemandirian dalam profesi keperawatan,
sehingga sebagai profesi akan mengalami perubahan kearah professional dengan
menunjukkan agar profesi keperawatan diakui oleh profesi bidang kesehatan yang
sejajar dalam pelayanan kesehatan.
b.
Keperawatan Sebagai Bentuk
Pelayanan asuhan keperawatan sebagai bentuk pelayanan
asuhan keperawatan professional yang diberikan kepada masyarakat akan terus
memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam
penerapan model asuhan keperawatan yang tepat, sesuai dengan lingkup praktek
keperawatn.
c.
Keperawan Sebagai Ilmu
Pengetahuan keperawan sebagai ilmu pengetahuan terus
selalu berubah dan berkembang sejalan dengan tuntutan zaman dan perubahan
teknoogi, karena itu dituntut selalu mengadakan perubahan melalui penelitian
keperawatan sehingga ilmu keperawatn diakui secara bersama oleh disiplin ilmu
lain yang memiliki landasan yang kokoh dalam keilmuwan.
d.
Keperawatan Sebagai Komunikasi
Keperawatan sebagai komunikasi dalam masyarakat ilmiah
harus selalu menunjukkan jiwa professional dalam tugas dan tanggung jawabnya
dan selalu mengadakan perubahan sehingga citra sebagai profesi tetap bertahan
dan berkembang.
9.
Penerapan Konsep Berubah Dalam Keperawatan
·
Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan di rumah sakit yang dulunya kurang
professional, setelah pasien yang datang kesana menjadi sedikit maka rumah
sakit tersebut akan melakukan perubahan dengan meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan yang lebih berkualitas lagi.
·
Penggunaan Masker dan Sarung Tangan Bagi Seorang
Perawat
Di
dalam rumah sakit, seorang perawat diwajibkan memakai masker dan sarung tangan
namun terkadang ketika melihat perawat di rumah sakit, ada diantara mereka yang
tidak memakai masker dan sarung tangan. Dari kejadian tersebut tingkah laku
perawat mengalami perubahan karena pemakaian masker dan sarung tangan penting
bagi seorang perawat. Seorang perawat harus menyadari itu. Masker sangat
berguna jika terjadi kemungkinan ada kontak dengan darah/cairan tubuh pasien,
sedangkan sarung tangan berguna untuk jika ada kemungkinan terkena darah atau
cairan yang menyembur ke dalam hidung atau mulut perawat. Pentingnya penggunaan
masker dan sarung tangan. Setelah perawat tau bagaimana fungsi masker dan
sarung tangan hendaknya setiap hari mengingat untuk menggunakannya. Bagi
perawat yang tidak tahu fungsi masker dan sarung tangan perawat lain harus
memberi tahu secara perlahan dan menasehatkan agar perawat itu berubah dan
tidak lupa memakai masker dan sarung tangan sehingga tidak kembali berubah
seperti dulu kepala ruangan di rumah sakit membuat peraturan dan penyuluhan
memakai sarung tangan dan masker.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar